Ketua Agupena Semarang

Ketua Agupena  Semarang
Roto, S.Pd

Selasa, 18 Mei 2010

Pendidikan
19 Mei 2010
Guru Akan Dilatih Pendidikan Karakter
JAKARTA - Penerapan pendidikan karakter akan segera dimulai tahun ini dengan memberikan pelatihan kepada para guru. Selanjutnya para guru diharapkan bisa menularkan ’’virus’’ yang diperolehnya dari pelatihan itu kepada anak didik.

’’Kementerian Pendidikan Nasional sudah menyiapkan anggaran untuk sosialiasi dan pelatihan pendidikan karakter bagi para guru kepala sekolah dan pengawas. Pelatihan tersebut akan diselenggarakan oleh Pusat Kurikulum Kemdiknas. Anggarannya diambilkan dari APBN Perubahan yang sudah disahkan,’’ kata Staf Khusus Mendiknas Sukemi, Selasa (18/5).

Dia menjelaskan, tidak akan ada beban baru pada kurikulum yang sudah ada. Sebab, konsep pendidikan karakter akan disisipkan dalam setiap mata pelajaran. Caranya dengan memasukkan topik bahasan tentang pendidikan karakter.

’’Pendidikan karakter juga akan dijalankan di lingkungan pendidikan dengan membangun budaya sekolah dan budaya kampus melalui pendekatan habituasi dan intervensi kebijakan,’’ ujarnya.
11 Sekolah Menurut Sukemi, diperkirakan pada Juli mendatang pelatihan bagi para pendidik sudah bisa dijalankan. Beberapa waktu lalu Kemdiknas memilih 11 sekolah yang dianggap mewakili atau bisa dijadikan contoh pendidikan karakter bagi sekolah lain. ’’Kemdiknas akan menerbitkan buku pendidikan karakter dari pengalaman 11 sekolah tersebut. Selanjutnya buku itu akan kami sebarluaskan ke sekolah-sekolah,’’ imbuhnya.

Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan Mendiknas Mohammad Nuh mengungkapkan munculnya fenomena sirkus yang mencerabut karakter asli masyarakat. Namun, fenomena anomali yang sifatnya ironis paradoksal tersebut, justru menjadi fenomena keseharian.

Dia menilai, fenomena itu menjadi sesuatu hal yang lucu dan mengherankan. Sebagai contoh penegak hukum yang mestinya menegakkan hukum, ternyata harus dihukum. Selain itu, pendidik yang seharusnya mendidik malah harus dididik. ’’Demikian pula para pejabat yang mestinya melayani masyarakat, malah minta dilayani. Itu sebagian dari fenomena sirkus yang bersumber pada karakter,’’ katanya. (H28-37)

0 komentar:

Posting Komentar