Pendidikan
24 Maret 2010
Jawaban Tak Mungkin Bocor
SEMARANG-Kebocoran ujian nasional (UN) dipastikan sangat kecil kemungkinannya, sebab kunci jawaban soal berada di pusat dan tidak diserahkan kepada dinas pendidikan, tim pengawas, maupun perusahaan percetakan pemenang tender.
“Jadi kalau dilogika, UN tidak mungkin bocor,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Kunto Nugroho, kemarin.
Dia menerangkan, soal yang sudah dikompilasi dari usulan guru-guru di 33 provinsi dibuat menjadi master soal. Kunci jawabannya disimpan dengan aman dan rahasia oleh pusat. Kemudian master soal diberikan kepada dinas pendidikan dengan pengawalan ketat.
Master soal diberikan ke perusahaan percetakan pemenang tender untuk dicetak dengan pengawasan ketat. “Jadi kepala dinas, ketua tim pengawas, apalagi pencetak soal tidak tahu kunci jawaban seperti apa,” ujarnya.
Jika ada toko buku atau penjual yang menjual kisi-kisi, soal-soal latihan UN, hal itu dinilai wajar. Mereka bisa saja mengambil contoh soal tahun lalu atau contoh soal dari mana saja, dan hal inilah yang sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu sebagai bocoran.
“Kalau sampai ada kunci jawaban dari guru atau bocoran dari orang lain, itu tidak benar. Sebab semua kunci jawaban ada di Jakarta,” tegasnya.
Pemindaian Dalam proses pemindaian yang dilakukan Unnes pun, pihak Unnes hanya mengecek berkas data pada lembar jawaban, bukan menilainya. Proses pemindaian ini dilakukan untuk mengecek apakah data yang dimasukkan siswa dalam lembar jawab sudah sesuai atau belum.
Karena itu Kunto mengimbau agar para siswa tidak mempercayai bocoran soal UN karena justru dapat merugikan mereka sendiri. Siswa juga diminta agar tetap percaya kemampuannya dan tidak terpengaruh jika ada pihak tertentu menawarkan bocoran, baik lewat lembar kertas, pesan singkat (SMS), dan sebagainya.
“Soal UN sudah dibedakan dalam dua kode, yakni A dan B. Jadi siswa dalam satu ruang tidak mungkin mengerjakan soal yang sama,” jelasnya.
Koordinator Pengawas UN Tingkat Jateng, Prof Fathur Rokhman, menambahkan pihaknya mengakui setiap tahapan dalam proses penyelengaraan UN memiliki titik rawan kecurangan, baik pada tahap pencetakan, pendistribusian, penyimpanan soal, pelaksanaan, hingga pengiriman lembar jawab ke setiap tingkatan.
Pembantu Rektor IV Unnes itu mengatakan, pihaknya juga mendengar ada isu kebocoran soal di Kabupaten Brebes, namun setelah dicek ternyata tidak benar. Bahkan, ada juga isu kebocoran soal di Semarang jauh sebelum pengiriman master soal dilakukan.
“Bagaimana mungkin soal UN bocor, sementara master soal saja belum dikirimkan. Isu itu sengaja diembuskan pihak tertentu demi keuntungan pribadi. Jadi para siswa dan guru jangan terpengaruh,” kata Fathur. (J8,K3-45)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar